Latest Posts

Remove Only One Specific Package On Debian/ Ubuntu


[ Di update 14 Mei 2015 ]

Seperti judul, hal ini memang menganggu... anda pasti pernah mengalami masalah yang sama seperti yang saya alami, saat ingin membuang (remove/ uninstall ) hanya satu paket aplikasi di sistem Debian/ Ubuntu.

Dalam kasus saya, hanya ingin membuang squid3 package saja tetapi tidak bisa, karena squidguard juga akan dibuang oleh sistem, seperti 1 paket yang tidak bisa dipisahkan.

Maksud saya sangat simple, buang squid3 namun squidguard tetap terpasang.

Ini tidak bisa dilakukan dengan apt-get ....

Solusinya adalah dengan command berikut :
dpkg --remove --force-depends package_name


Contoh pada kasus saya menjadi,
dpkg --remove --force-depends squid3

Tunggu hingga proses selesai.

Done! :)


Melawan lupa.

... Mengingat perintah ( commad dpkg )

1. Install

-- Install satu file .deb

dpkg -i package_name

Contoh :
dpkg -i chrome.deb

atau

-- Install beberapa file .deb dari sebuah folder/ dir

dpkg -R --install nama_folder/dir

Contoh :
dpkg -R --install /tmp/deb-paket-1


2. Uninstalling

--Remove

dpkg -r package_name

Contoh :
dpkg -r chrome.deb

dengan -r, uninstall tanpa menghapus file konfigurasinya.

atau

-- Purge

dpkg -p package_name

Contoh :
dpkg -p chrome.deb

dengan -p, uninstall dengan menghapus file konfigurasinya.


Selamat Mencoba! :)

Merubah Limit Size Di Php.ini Untuk Upload/ Import Database/ File Via Web



Seringkali saya terkendala import database sebuah website dari satu webserver ke webserver lainnya, karena disebabkan batasan ukuran untuk import file .sql lewat PhpMyAdmin (GUI), walaupun bisa juga import database .sql lewat terminal.

Awalnya saya ubah/ tingkatkan sedikit, namun setelah banyak hosting web, beberapa aplikasi yang berbasis web juga membutuhkan batasan ukuran upload file yang berbeda. Seperti : Moodle, Tracmor, Joomla dsb.

Jadi, agar tidak diatur berulang kali, maka saya besarkan saja sekalian namun dengan perhitungan juga.

1. Edit file php.ini.
nano /etc/php5/apache2/php.ini

2. Cari dibawah ini satu per satu dengan Ctrl+w.
post_max_size, upload_max_filesize, max_execution_time, max_input_time, memory_limit.
Edit menjadi seperti dibawah ini.
post_max_size = 300M 
upload_max_filesize = 300M 
max_execution_time = 3000 
max_input_time = 3000 
memory_limit = 1000M 

atau ubahlah sesuai keinginan anda.
N.B :
-- Ram memori webserver saya totalnya 6 GB
-- HDD 500 GB

3. Restart service apache2.
service apache2 restart

4. Login ke phpmyadmin.

http://ip-address-webserver/phpmyadmin
atau
http://nama-domain/phpmyadmin
kemudian import file database .sql dan tunggu hingga prosesnya selesai.


*Cara alternatif  lainnya adalah buka php.ini dengan WinSCP/ Filezilla lalu edit.

Semoga bermanfaat!

OpenSIS Problem : You have an error in your SQL syntax




OS Webserver yang digunakan adalah Debian 7 (Wheezy), saya sudah menjelaskan hal ini pada artikel sebelumnya bahwa webserver ini sebagai sentral web hosting aplikasi berbasis web di kantor saya.

Kembali ke topik, saat saya melakukan instalasi OpenSIS, ada notifikasi error yang saya dapatkan yaitu seperti dibawah ini.

"
; check the manual that corresponds to your MySQL server version for  the right syntax to use near '(0) , start_date date, end_date date, published_profiles characte' at line 9  "


Solusi.

Saya cari file berekstensi .sql, kemudian pada tiap file .sql ini saya cari " start_date date, end_date date, published_profiles " sesuai petunjuk dari notifikasi error diatas.

Direkrori yang saya tuju adalah /install

cd /var/www/your-opensis-directory/install

ada 2 file di direktori install :
- opensis-4.5-procs-mysql.sql
- opensis-4.5-schema-mysql.sql.

Dan " start_date date, end_date date, published_profiles " saya temukan pada file kedua  opensis-4.5-schema-mysql.sql.

1. Buka & edit opensis-4.5-schema-mysql.sql.

-- Buat backup file
mv opensis-4.5-schema-mysql.sql opensis-4.5-schema-mysql.sql.default

-- Edit
nano  opensis-4.5-schema-mysql.sql


2. Ctrl + w cari (0), lalu hapus satu per satu.

atau apabila masih terdapat error maka edit seperti ini (0) menjdi (), hapus angka 0.

3. Simpan

*Cara alternatif lainnya adalah buka opensis-4.5-schema-mysql.sql dengan WinSCP/ Filezilla lalu cari dengan Ctrl+F dan edit.

Saya lanjutkan proses instalasi OpenSIS dan berjalan dengan lancar.

Selesai.


Semoga Membantu! :)

Instalasi Tracmor di Webserver

 

Tracmor adalah aplikasi untuk mengelola aset & inventori yang berbasis web.

Dan bisa kita gunakan dengan gratis tetapi harus instalasi, konfigurasi dan troubleshooting sendiri pada webserver lokal, ada juga opsi yang lebih mudah yaitu gunakan tracmor versi komersial yang sudah termasuk jasa bantuan dari pihak pengembang namun kita harus bersedia membayar untuk konfigurasi, troubleshooting dan kustomisasi tracmor seperti yang kita inginkan.

*Tutorial ini juga bisa digunakan untuk Webserver dengan Ubuntu Server sebagai sistem operasinya.

Persiapan.
1 unit komputer sebagai Webserver + DNS Server, saya mengunakan Debian 7 ( Wheezy ) 64 bit sebagai OS, dalam webserver ini sandingkan Lamp dan Bind :

1. LAMP
Untuk hosting beberapa aplikasi berbasis web sekaligus, seperti Joomla, Drupal, Wordpress, dsb. Saya atur direktori utamanya di /var/www/nama-domain

Jadi, seluruh folder web saya letakkan menjadi satu di direktori /var/www/

Contoh :
/var/www/tracmor atau bisa juga /var/www/tracmor.namadomain.com

*Cara instal Lamp ada disini

2. BIND9
Saya membuat nama domain lokal untuk akses tracmor via web sehingga nantinya akan bisa diakses oleh user melalui browser dengan mengetikan http://tracmor.namadomain.com bukan http://192.168.50.4/tracmor.

Pastikan Lamp dan Bind9 sudah berjalan dengan baik, bisa diakses user dari LAN manapun (yang berbeda subnet).

INSTALASI
apt-get update
apt-get install python-software-properties
apt-get install git
cd /var/www/
mkdir tracmor.namadomain.com
cd /var/www/tracmor.namadomain.com
git clone https://github.com/tracmor/tracmor.git

Membuat user & database
mysql -u root -p
create database tracmor;
create user 'tracmor'@'localhost' identified by 'tracmor';
grant all privileges on tracmor.* to 'tracmor'@'localhost';
quit;

Membuat tabel & data dari dir datamodel
cd /var/www/tracmor.namadomain.com/datamodel
mysql tracmor -u tracmor -p < create.sql
mysql tracmor -u tracmor -p < data.sql

Edit file php.ini
nano /etc/php5/apache2/php.ini

cari baris berikut dengan CTRL+F kemudian diubah seperti dibawah ini :
*Pada kasus saya ini saya lewati karena sudah diubah saat instalasi moodle.
memory_limit = 512M

Edit file configuration.inc.php- backup dahulu
mv /var/www/tracmor/includes/configuration.inc.php /var/www/tracmor/includes/configuration.inc.php.default

- lalu edit
nano /var/www/tracmor/includes/configuration.inc.php

Untuk mengatasi kegagalan sewaktu login setelah fresh install tracmor maka saya konfigurasi lagi configuration.inc.php seperti dibawah ini.
define ('__DOCROOT__', $_SERVER['DOCUMENT_ROOT']);
                        define ('__VIRTUAL_DIRECTORY__', '');
                        define ('__SUBDIRECTORY__', '');
                        define('DB_CONNECTION_1', serialize(array(
                                'adapter' => 'MySqli5',
                                'server' => 'localhost',
                                'port' => null,
                                'database' => 'tracmor',
                                'username' => 'tracmor',
                                'password' => 'tracmor',
                                'profiling' => false,
                                'encoding' => 'utf8')));

kemudian edit juga file index.php yang ada di direktori utama dari tracmor.namadomain.com
nano /var/www/tracmor.namadomain.com/index.php

dan tambahkan baris berikut ini,
ini_set('include_path', ',' , $_SERVER['DOCUMENT_ROOT'] , '/includes/');

Agar dapat mengunakan label barcode di tracmor
apt-get install gcc
apt-get install make
apt-get install barcode
cd /tmp
wget http://www.ashberg.de/php-barcode/download/files/genbarcode-0.4.tar.gz
tar -xvf genbarcode-0.4.tar.gz
cd genbarcode-0.4
make
mv genbarcode /var/www/tracmor.namadomain.com/includes/php/

Mengatasi masalah mengakses halaman (tab) admin " page blank "
mkdir /var/www/tmp
chmod 777 /var/www/tmp
chmod -R 777 /var/www/tracmor.namadomain.com
chwon -R root:www-data /var/www/tracmor.namadomain.com

Akses tracmor
Di restart dulu service apache2-nya,
service apache2 restart
atau
/etc/init.d/apache2 restart

Buka tab baru di browser lalu ketikan tracmor.namadomain.com
Login dengan username dan password = tracmor

Tampilan login page
Gambar.

Halaman pengelolaan tracmor.
Gambar.

Halaman admin page.
Gambar.

Contoh print label/ asset tag.
Gambar.


Selamat Mencoba!  

Referensi :
-- www.tracmor.com
-- https://github.com/tracmor/tracmor
-- http://jerome.co.za/tracmor/
-- http://www.tracmor.com/forum/topic/732/cannot-login-to-new-install/
-- http://www.tracmor.com/forum/topic/821/solvedadmin-page-blank/

Auto backup Dokumen/ Database ke Data-Center di Jaringan Lokal



Di awal pembuatan Data-Center di jaringan lokal kantor, telah saya rencanakan ada beberapa fitur/ fungsi tambahan untuk mendukung keberadaan Data-Center agar bisa semaksimal mungkin digunakan, terpikir juga untuk melengkapi dengan adanya fitur auto-backup ke komputer karyawan (user).

Sayangnya, saya terbentur masalah (bug) saat mengunakan fitur bawaan dari Data-Center itu sendiri yang mengunakan Rsync, saya termasuk salah satu sistem admin yang kurang beruntung dan saat ini masih berusaha untuk mengatasi masalah ini.

Untungnya saya mempunyai solusi untuk mengatasi masalah auto-backup ini, karena sebelumnya saya juga sudah mempunyai pengalaman mengunakan aplikasi backup seperti to do backup di windows.

Kali ini saya tidak mengunakan Todo Backup, tetapi mengunakan aplikasi yang mirip dengannya yaitu FBackup, kedua aplikasi ini sama-sama gratis (free) untuk versi Basic, bayar untuk yang versi Pro, versi yang gratis pun saya rasa sudah cukup memuaskan. Namun, bila ingin mengunakan yang lumayan lengkap fiturnya maka gunakanlah Cobian Backup dengan versi terakhirnya versi 11 atau Gravity ( Discontinue ).

Dan berikut ini skema sistem & jaringan lokal di kantor saya.

Topologi Jaringan.
                                                                  
                                       ___ LAN 1 ------ User, Data-Center + Wins Server, Webserver + DNS Server
                                       |     
ISP ------ Mikrotik ------|---  LAN 2 ------ User
                 |                     |___
            Proxy                         LAN 3 ----- User

Kalau ada kesempatan nanti saya buat artikel Cara Membuat Data-Center nya, berbasis Linux, murah meriah, tetapi harus setting & troubleshooting sendiri :)

Ada 3 LAN, berbeda subnet dengan fokus utama berada pada LAN 1, dalam skema diatas Data-Center sudah bisa diakses dari subnet (LAN 2 & LAN 3) diluar subnet utama LAN 1. Baik diakses dengan mengunakan ip address Data-Center maupun dengan nama host Data-Center.

Contoh :
- Akses Data-Center melalui ip address pada komputer windows user maka cukup tekan tombol shortcut Windows + R kemudian ketik \\ip-address-data-center, misal \\192.168.50.5
- Akses Data-Center melalui ip address pada komputer windows user maka cukup tekan tombol shortcut Windows + R kemudian ketik \\nama-host-data-center, misal \\DATA-CENTER
- Atau akses Data-Center melalui network di explorer, tinggal cari nama host DATA-CENTER.

Kembali ke topik utama, ide saya adalah menyediakan fungsi auto-backup ke DATA-CENTER dari LAN manapun, jadwal backup yang fleksibel, bisa backup file apapun dsb.

Pertama, buat sharing folder di DATA-CENTER, beri akun (username & password) bila diperlukan untuk User tertentu.
Misalnya dengan nama user kita, contoh zb-iko-uwais.
 z, agar folder berada di urutan bawah.
 b, adalah inisial folder backup

Kedua, pasang aplikasi FBackup pada komputer user, buat & atur jadwal  ( sesuai permintaan user bila memang ada permintaan khusus ).


-- Buat nama backup.
Misalnya Backup nama-user nama-hari seperti ini Backup Iko Uwais - Monday.
-- Atur tempat tujuan backup.
Ada 2 opsi pilihan di drive lokal komputer atau drive di jaringan lokal, kalau di drive lokal pilihlah partisi lain.
Pada kasus saya, yang diatur di Data-Center yang berada di jaringan lokal pada LAN 1.

Tekan tombol Test untuk mengecek koneksi backup, masukan akun (username & password) bila sebelumnya kita berikan akses terbatas hanya bagi si user tsb.

-- Atur folder/ file yang ingin di backup.
Terserah mau backup satu, dua, tiga atau beberapa folder/ file sekaligus, tetapi tidak disarankan melakukan backup file foto/ video yang berukuran besar karena akan memakan waktu lebih lama atau proses backup bisa saja gagal, terutama bagi user yang mengunakan Notebook/Netbook pribadi.

-- Pilih Full Backup atau Mirror backup.
Jika Full Backup maka FBackup akan melakukan backup seluruh folder/file ke dalam bentuk zip, atau pilih Mirror Backup maka FBackup akan melakukan backup seluruh folder/file ke dalam bentuk aslinya tanpa di dikompresi (zip).

Saat memilih Full Backup : ada fitur pemberian password untuk file zip hasil backup, akan sangat berguna apabila ada user yang menginginkan keamanan berganda, dan fitur pemberian nama file yang lebih spesifik dengan tag tertentu, contohnya kita beri Tag

 -- Atur jadwal backup.
Pada kasus saya, diatur mingguan setiap Senin/ Monday, pukul 12.00 Wib/ P.M.

Nanti akan dihasilkan file backup di minggu pertama dengan nama :
  Backup iko-uwais_151214_1200_C1.zip
 
untuk membuat task backup lainnya tinggal Duplikasi (Duplicate) saja task backup yang sudah kita buat lalu tinggal di ubah & disesuaikan saja.

di minggu kedua file diatas akan tertimpa (Overwrite) dengan file backup kedua dst....
  Backup iko-uwais_151214_1200_C1.zip   ---- minggu pertama

  Backup iko-uwais_151214_1200_C2.zip
  Backup iko-uwais_151214_1200_C3.zip
  Backup iko-uwais_151214_1200_C4.zip
  dst...
  
- Inilah salah satu kekurangannya menurut saya, FBackup tidak menciptakan file kedua secara tersendiri tetapi akan terus menimpanya dengan file backup berikutnya.

Satu kekurangan lagi dari FBackup adalah tidak adanya fitur laporan/ konfirmasi (report) via email apabila proses backup sukses/ gagal.

+ Kelebihan FBackup adalah mempunyai fitur shadow copy, mampu melakukan backup file seperti dokumen/ database saat dokumen/ database tsb sedang kita gunakan.

Dan adanya fitur mirror backup yang mirip dengan sikronisasi folder/ file, bedanya kita harus atur jadwalnya sesuai yang kita inginkan, ini malah lebih baik, fleksibel!


Pada To do backup, ada Full Backup & Icremental Backup yang mirip mirror backup di FBackup tetapi hasilnya tetap berupa file yang terkompresi, di To do Backup juga ada fitur konfirmasi (report) via email.

Cobian backup, sebenarnya fiturnya  lebih lengkap terutama fitur backup dengan FTP. Namun, bagi saya terlalu kompleks, user pasti akan bingung (lupa) cara mengunakannya, masalah? Ya iya bagi saya.


Selamat Mencoba, semoga bermanfaat... 

Disable avahi-daemon di Debian



Apa itu avahi-daemon ?

Avahi is a fully LGPL framework for Multicast DNS Service Discovery. It allows programs to publish and discover services and hosts running on a local network with no specific configuration. For example you can plug into a network and instantly find printers to print to, files to look at and people to talk to.

Intinya, avahi-daemon diperlukan untuk auto-discovery hosts yang terhubung/ ada pada jaringan, seperti printer, komputer dsb.


Apakah sistem sangat memerlukannya ?
- Tidak juga.

Bila di disable apakah akan mempengaruhi sistem ?
- Tidak juga, tergantung kebutuhan.

Beberapa pertanyaan diatas terlintas apabila saya ingin mematikan salah satu service yang ada pada sistem di Debian/ Ubuntu, saat ini saya ingin mematikan aksi avahi-daemon tanpa perlu uninstall, mengingat kalau sewaktu-waktu saya ingin mengunakannya lagi. Karena laporan (report) dari aksi avahi-daemon ini memenuhi syslog.

Pada terminal,

 service avahi-daemon stop

atau

 /etc/init.d/avahi-daemon stop

dan 

 update-rc.d avahi-daemon disable
 
Bisa juga kita disable via webmin.

System > Bootup & Shutdown, pilih avahi-daemon, lalu klik Disable Now and On boot.


Selamat Mencoba!

Bind9 : error (no valid RRSIG) resolving


DNS Server, memakai Debian 7 (Wheezy)

Log sistem sangat membantu sistem admin untuk mengetahui apa yang sedang terjadi pada server, error ini saya ketahui dari /var/log/syslog.

Setelah beberapa percobaan ketemu juga letak kesalahannya dengan solusi sebagai berikut.

buka file named.local.options dengan

 nano /etc/bind/named.local.options


cari

 dnssec-enable auto;


lalu diubah (comment out [ // ] ) menjadi

 //dnssec-enable no;


Simpan & keluar.

kemudian restart bind9

 service bind9 restart



 Selamat Mencoba ! :)

Dynamic Routing (RIP) Pada Linksys E1200





Linksys E1200 v2.0.03, di jaringan kantor saya, perangkat ini digunakan juga sebagai Access Point (AP), agar koneksi antar LAN via WiFi yang berbeda Subnet bisa berkomunikasi dengan baik seperti bisa sharing folder, sharing printer (Print-server) maka harus ditambahkan Static Routing pada sistem perangkat ini, bila tidak maka kemungkinan besar perangkat ini tidak bisa kita akses melalui LAN yang berbeda Subnet apalagi untuk melakukan sharing folder walaupun routing sudah kita lakukan pada Main-router (Mikrotik/ Server Linux/ Server Windows).

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Login ke perangkat linksys E1200 via web.

Contoh : http://10.5.50.26

2. Lalu ke Basic Setup > Advance Routing

3. Pada halaman Advance Routing, konfigurasi awalnya :

- NAT ( enabled )
- Dynamic Routing ( disabled )

agar bisa kita tambahkan Static Routing maka harus diubah menjadi,

- NAT ( disabled )
- Dynamic Routing ( enabled )

4. Pada halaman Advance Routing ini juga dapat kita lihat Routing defaultnya klik pada tombol Show Route Table.

Untuk mulai menambahkan static routing :

- Route Entries, pilih yang kosong, biasanya seperti : 2( ).
- Enter Route Name, isi dengan nama Static Routing nya, misalnya lan10 to lan192
- Destination LAN IP, isi dengan Subnet dari lan192 yang dituju, misalnya 192.168.1.0
- Subnet Mask, isi dengan subnet mask dari lan192, disesuaikan, misalnya 255..255.255.0
- Gateway, isi dengan ip address gateway dari lan10, biasanya ip address yang pertama misalnya 10.5.50.1
- Interface, pilih LAN & Wireless.

5. Save Settings, selesai.

Untuk mengetahui berhasil atau tidak maka coba remote via web perangkat Linksys E1200 ini dari Subnet lain & coba juga lakukan sharing folder antar Subnet.

Selamat Mencoba! :)

SquidGuard: error while loading shared libraries: libdb-4.8.so: cannot open shared object file: No such file or directory





Instalasi (Compile) add on Squid proxy yaitu squidGuard-1.5-beta di server Ubuntu 14.04, versi squid yang saya gunakan adalah Squid 2.7 Stable9.

Proses instalasi seingat saya berjalan dengan sukses, tahap pertama adalah instalasi (compile) BerkeleyDB yang diperlukan agar bisa ke tahap instalasi (compile) squidGuard.

Namun, sewaktu menjalankan command di terminal :

  squidGuard -d 

Munculah error seperti berikut :

squidGuard: error while loading shared libraries: libdb-4.8.so: cannot open shared object file: No such file or directory

Setelah mencari-cari solusi atas masalah ini melalui google, dapatlah petunjuk saya harus memasang (install) libdb4.8-dev & libdb4.8++-dev.

Tetapi ada masalah baru lagi, ada beberapa tempat (website) penyedia 2 packages diatas, saat di coba download & di instal, hasilnya mengecewakan karena error diatas masih ada.

Pada akhir pencarian ketemu juga solusi yang sebenarnya, dalam suatu forum (saya lupa forum apa?), ada yang memberi petunjuk penyedia 2 packages diatas yaitu lewat repositorinya bitcoin (tahu kan bitcoin?) dan sudah dibuktikan dicoba oleh beberapa orang hasilnya sukses.

Lanjut, setelah mencari-cari tahu dapatlah cara mengunakan repositori bitcoinnya sebagai berikut :

 sudo add-apt-repository ppa:bitcoin/bitcoin 
 sudo apt-get update
 sudo apt-get install libdb4.8-dev libdb4.8++-dev

Kemudian instal (compile) kembali BerkeleyDB & squidGuardnya, hasilnya akhirnya sudah bisa kita tebak, Sukses!


Selamat Mencoba!  :)

Sumber : http://ubuntu-indonesia.com/forums/ubbthreads.php/topics/129716/5

Dpkg: dependency problems prevent configuration of zabbix-agent ; dpkg: error processing zabbix-agent (--install)





Melakukan upgrade zabbix-agent dari versi 2.2.x ke versi 2.4.2 di Server Ubuntu dan Debian.

Metode upgrade adalah mengunakan file instaler .deb yang di ambil dari sini > http://repo.zabbix.com/zabbix/2.4/

Di terminal :
 cd /tmp
 wget nama_file.deb
 dpkg -1 nama_file.deb

Saat melakukan upgrade zabbix-agent di Debian terdapat masalah, ada notifikasi error yang kurang lebih seperti berikut :

 Selecting previously unselected package zabbix-agent.
 (Reading database ... 55048 files and directories currently installed.)
 Unpacking zabbix-agent (from zabbix-agent_2.4.2-1+trusty_amd64.deb) ...
 dpkg: dependency problems prevent configuration of zabbix-agent:
 zabbix-agent depends on libc6 (>= ......); however:
 Version of libc6:amd64 on system is ......

 dpkg: error processing zabbix-agent (--install):
 dependency problems - leaving unconfigured
 Processing triggers for man-db ...
 Errors were encountered while processing:
 zabbix-agent

Menandakan instalasi gagal & otomatis service zabbix agent tidak berjalan (running)!

Setelah ditelusuri apa masalahnya lalu baru saya ketahui letak kesalahannya, karena kurang teliti rupanya saya salah instal file zabbix-agent, sebab ada beberapa server linux yang berbeda OS linux yang saya upgrade zabbix-agent nya, fokusnya jadi bercabang.

Solusinya sangat mudah, karena di Debian, file .deb disesuaikan saja.

Jadi seharusnya yang saya instal adalah zabbix-agent_2.4.2-1+wheezy_amd64.deb

Lakukan instalasi.

 wget download_url_dari_file_deb_zabbix-agent_wheezy
 dpkg -i zabbix-agent_2.4.2-1+wheezy_amd64.deb

File .deb sukses di instal (diperbaharui), service zabbix-agent juga berjalan (running), problem solved!

Selamat mencoba. :)